Selasa, 16 April 2013

Rumput Tetangga Lebih Hijau

Kemarin sore (12/07/2012) teman SMA saya mampir ke rumah untuk suatu keperluan. Dia posisinya RSM (Regional Sales Manager) PT Kalbe Farma. Dalam sebulan dia ditarget omzet 6 M. Yang menarik dari pembicaraan kami, dia punya keinginan buka bisnis sendiri. Tapi dia masih bingung mau bisnis apa. Pernah dia percayakan modal ke saudaranya untuk bisnis tapi ternyata gagal.

Mengetahui bisnis saya, terlontar ucapannya, "Enak Kamu Wan". Mmmmm....sekilas saya lihat dia enak padahal. Istrinya perawat di Rumah Sakit Omni, ke mana-mana bawa mobil. Tapi di balik itu keinginan bisa bebas dari "jerat pegawai" sebenarnya muncul dalam dirinya. Saya senang jadi pegawai dan bisa bisnis, alhamdulillah Allah kasih saya rejeki jadi guru PNS.

Itulah, kita seringkali melihat orang lain lebih enak dari kita, orang lain melihat kita lebih enak dari mereka. intinya kita harus syukuri dengan apa yang diberikan Allah ke kita.


Berkorban untuk Menang

Selembar daun hijau dengan ikhlash dimakan oleh ulat. Daun itu berlubang. Kemudian lama-lama berubah coklat, kering dan lepas dari tangkainya. Ulat yang selesai makan daun bermetaorfosa jadi kupu-kupu yang indah dan terbang bebas ke sana ke mari.

Itu adalah ayat-ayat Allah di alam ini untuk kita. Kita harus berkorban untuk orang lain, karena dengan pengorbanan kita, tidak akan sia-sia insyaAllah, toh kita akan mati sebagaimana daun yang semakin coklat dan kering dan gugur. Sebelum kita mati, pastikan kita sudah bermanfaat bagi sesama atau makhluk Allah yang lainnya. 
Di saat orang lain berlibur, kita bekerja di bisnis kita. Di saat orang lain nyaman menjadi karyawan, kita berinvestasi dan berbisnis yang penuh resiko. Itu semua bukan hanya untuk kita, tapi untuk orang tua, istri, anak, dan orang-orang yang kita cintai.